Fimela.com, Jakarta Beruntusan di area hidung sering kali disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat. Pori-pori di hidung cenderung lebih besar dibandingkan bagian wajah lainnya, sehingga lebih rentan terhadap penyumbatan. Ketika pori-pori tersumbat oleh kotoran, sel kulit mati, atau minyak berlebih, hal ini dapat memicu munculnya komedo dan bruntusan. Selain itu, produksi minyak yang berlebih di area T-zone (termasuk hidung) memperparah kondisi ini karena minyak berlebih dapat memicu munculnya jerawat kecil atau beruntusan.
Produksi minyak berlebih ini sering kali disebabkan oleh faktor hormonal atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak sesuai. Menurut Vinmec, minyak yang terlalu banyak dihasilkan oleh kelenjar minyak di kulit dapat menyebabkan penyumbatan pori-pori, yang pada akhirnya memicu jerawat atau beruntusan. Oleh karena itu, penting untuk memilih produk perawatan kulit yang tepat sesuai dengan jenis kulit dan menjaga kebersihan wajah.
Selain itu, kebiasaan menyentuh wajah dengan tangan yang kotor juga bisa memindahkan bakteri ke pori-pori di hidung. Ini memperparah penyumbatan dan membuat beruntusan semakin parah. Rutin membersihkan wajah dua kali sehari dengan pembersih yang lembut dapat membantu mencegah penyumbatan dan menjaga pori-pori tetap bersih.
Pengaruh Faktor Hormonal dan Stres
Perubahan hormon juga bisa menjadi salah satu penyebab utama munculnya beruntusan di hidung. Hormon yang tidak seimbang, terutama pada masa pubertas, menstruasi, atau kehamilan, dapat meningkatkan produksi minyak di kulit. Kondisi ini sering kali menyebabkan pori-pori di hidung tersumbat dan menimbulkan jerawat atau beruntusan. Hormon androgen, misalnya, merangsang produksi minyak berlebih yang membuat pori-pori lebih mudah tersumbat.
Selain hormon, stres juga berperan dalam munculnya masalah kulit. Stres dapat memicu perubahan hormonal yang membuat kelenjar minyak bekerja lebih aktif, sehingga kulit menghasilkan minyak berlebih. Medical News Today menyebutkan bahwa stres dapat memperburuk kondisi kulit, termasuk memicu munculnya beruntusan di area hidung. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan hormon dan mengelola stres adalah langkah penting untuk mencegah masalah kulit ini.
Untuk membantu mengatasi stres, Anda bisa mencoba meditasi, yoga, atau kegiatan relaksasi lainnya yang bisa membantu menurunkan kadar hormon stres dan menjaga kulit tetap sehat.
Pola Makan dan Gaya Hidup Tidak Sehat
Apa yang Anda konsumsi juga berpengaruh terhadap kondisi kulit, termasuk munculnya beruntusan di hidung. Makanan berminyak, berlemak, atau tinggi gula dapat meningkatkan produksi minyak di kulit dan memperparah kondisi beruntusan. Selain itu, kurangnya asupan air putih dan nutrisi seperti vitamin A, C, dan E juga dapat membuat kulit lebih rentan terhadap masalah jerawat dan beruntusan.
Menurut Vinmec, makanan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko penyumbatan pori-pori dan peradangan di kulit. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan yang sehat dengan mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan ikan yang mengandung asam lemak omega-3. Nutrisi ini dapat membantu menjaga kesehatan kulit dan mengurangi risiko munculnya beruntusan.
Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan lingkungan dan gaya hidup sehat. Hindari paparan polusi dan debu yang dapat menyumbat pori-pori. Rutin membersihkan wajah dan menjaga pola makan seimbang adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan kulit, terutama di area yang rentan seperti hidung.
Penulis: Azura Puan Khalisa
#Unlocking the Limitless
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.