Fimela.com, Jakarta Pernah nggak sih kamu merasa wajah tampak kusam, muncul jerawat, atau kulit jadi lebih kering padahal sudah rajin menggunakan skincare? Kalau ini yang lagi dialami, mungkin itu adalah efek stres pada kulit yang nggak boleh disepelekan.
Menurut Debra Jaliman, MD, pakar kesehatan kulit dari Fifth Avenue Manhattan yang dilansir dari situs kesehatan WebMD, stres bisa memancing produksi senyawa kimia di dalam tubuh yang membuat kulit jadi lebih sensitif dan reaktif. Nggak hanya itu, kulit juga mengalami kesulitan dalam proses penyembuhannya. Bagi yang memiliki masalah kulit seperti rosacea atau psoriasis, kondisinya juga bisa semakin memburuk.
Lalu, benarkah stres bisa merusak skin barrier kulit? Temukan fakta terbarunya, termasuk tanda-tanda kulit stres yang perlu diperhatikan dan tips perawatan kulit yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut!
Apa Itu Skin Barrier dan Mengapa Penting?
Dikutip dari jurnal Skin 101: Understanding the Fundamentals of Skin Barrier Physiology—Why is This Important for Clinicians?, skin barrier adalah kemampuan lapisan kulit terluar untuk mengatur keluar masuknya zat dari dalam dan luar tubuh secara selektif. Perannya juga penting untuk menjaga keseimbangan kaar air di kulit agar tetap lembap, elastis, dan dapat menjalankan regenerasi kulit secara alami dengan baik.
Jadi, skin barrier punya peranan penting buat melindungi tubuh dari faktor eksternal seperti polusi, bakteri, virus, serta menjaga kelembapan kulit. Jika lapisan pelindung ini rusak, kulit akan lebih rentan terhadap peradangan, infeksi, dan berbagai gangguan lainnya.
Kondisi kulit yang sehat bergantung pada fungsi skin barrier yang optimal. Ketika skin barrier berfungsi dengan baik, kulit terlihat cerah, lembap, dan terhindar dari masalah seperti jerawat, kemerahan, atau kulit kering. Namun, kerusakan pada skin barrier dapat terjadi karena beberapa faktor, dan salah satunya adalah stres.
Efek stres pada kulit ternyata juga nggak boleh disepelekan. Stres bisa menyebabkan perubahan biologis pada tubuh yang kemudian mempengaruhi kesehatan kulit secara menyeluruh.
Bagaimana Stres Bisa Merusak Skin Barrier?
Dilansir dari laman situs Dermatolog of Seattle & Bellevue, stres sebenarnya kondisi yang normal terjadi, namun efek stres pada kulit nggak boleh diabaikan. Ketika stres, tubuh memproduksi hormon kortisol yang dapat mempengaruhi kondisi kulit sekaligus merusak skin barrier.
Berikut ini beberapa efek stres pada kulit yang bisa merusak skin barrier:
1. Peningkatan Produksi Sebum
Hormon kortisol dapat merangsang produksi sebum berlebih, yang menyebabkan kulit menjadi berminyak. Sebum yang menumpuk di permukaan kulit dapat menyumbat pori-pori, memicu timbulnya jerawat. Pori yang tersumbat juga menjadi tempat berkembangnya bakteri, yang memperburuk peradangan pada kulit.
2. Peradangan Kulit
Stres kronis dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah rentan terhadap peradangan, seperti eksim atau psoriasis. Produksi kortisol yang berlebihan mengganggu keseimbangan sistem imun tubuh, memicu reaksi peradangan pada kulit. Kulit yang meradang menjadi lebih sensitif, mudah iritasi, dan dapat menyebabkan pengelupasan.
3. Gangguan Regenerasi Sel Kulit
Kulit yang sehat memiliki kemampuan untuk memperbarui diri melalui regenerasi sel. Namun, ketika tubuh terpapar stres berkepanjangan, proses regenerasi sel kulit ini menjadi terganggu. Hal ini mengakibatkan kulit terlihat kusam, tidak segar, dan lebih rentan terhadap tanda-tanda penuaan dini, seperti garis halus dan kerutan.
4. Dehidrasi Kulit
Stres mengurangi kemampuan kulit untuk mempertahankan kelembapan, menyebabkan kulit menjadi kering dan tampak dehidrasi. Ketika kulit kehilangan kelembapan, skin barrier menjadi lebih mudah rusak, dan kulit tidak dapat lagi melawan faktor eksternal yang berbahaya.
Semua dampak ini mengarah pada melemahnya skin barrier dan mengurangi kemampuannya untuk melindungi kulit. Tanpa perlindungan yang optimal, kulit menjadi lebih rentan terhadap berbagai masalah kulit.
Tanda-Tanda Skin Barrier Rusak karena Stres
Ketika skin barrier rusak akibat stres, kulit akan menunjukkan beberapa tanda yang perlu kamu waspadai. Berikut adalah tanda-tanda umum bahwa skin barrier kamu mungkin terganggu:
1. Kulit Kering, Kasar, atau Bersisik
Kulit yang kekurangan kelembapan akan kehilangan tekstur halusnya. Permukaan kulit menjadi kering, kasar, dan bersisik. Pelembap biasa mungkin tidak lagi efektif, bahkan mungkin terasa kurang melembapkan. Jika kamu merasakan hal ini meskipun sudah rutin menggunakan produk pelembap, kemungkinan besar skin barrier kamu mengalami kerusakan.
2. Muncul Jerawat dan Peradangan
Salah satu dampak dari skin barrier yang rusak adalah peningkatan risiko jerawat dan peradangan. Ketika kulit kehilangan kemampuannya untuk melindungi diri, bakteri dan kotoran lebih mudah masuk ke dalam kulit, memicu timbulnya jerawat. Terlebih lagi, stres dapat memicu produksi sebum yang berlebihan, yang semakin memperburuk masalah ini.
3. Sensasi Gatal atau Terbakar
Kulit yang terpapar stres menjadi lebih sensitif dan cenderung bereaksi terhadap produk perawatan kulit atau kondisi lingkungan seperti cuaca dingin atau polusi. Sensasi gatal atau terbakar pada kulit bisa menjadi tanda bahwa skin barrier kamu sedang tidak dalam kondisi terbaik.
4. Kemerahan dan Iritasi
Kulit yang mengalami kerusakan pada skin barrier dapat menunjukkan tanda-tanda kemerahan yang tidak kunjung hilang. Ini terjadi karena kulit menjadi lebih reaktif terhadap iritan atau bahan kimia dalam produk kecantikan. Jika kulitmu sering kemerahan atau terasa iritasi meskipun kamu sudah mengganti skincare, itu bisa menjadi indikator bahwa skin barrier sedang bermasalah.
5. Tanda-Tanda Penuaan Dini
Penuaan dini pada kulit bisa lebih cepat muncul saat skin barrier rusak. Garis halus dan kerutan muncul lebih cepat karena regenerasi sel kulit terhambat. Selain itu, penurunan produksi kolagen akibat stres jangka panjang juga dapat menyebabkan kulit kendur dan kurang elastis.
Fakta Menarik Seputar Kulit dan Stres
Berdasarkan berbagai penelitian, berikut ini beberapa fakta yang menunjukkan hubungan erat antara stres dan kesehatan kulit:
1. Stres dapat menurunkan hidrasi kulit hingga 30%: Ketika tubuh berada dalam kondisi stres, ia kesulitan mempertahankan kadar air dalam tubuh, yang pada gilirannya mengurangi kadar kelembapan kulit. Kulit yang dehidrasi akan terlihat kusam dan rentan terhadap iritasi.
2. Stres memperlambat proses penyembuhan luka pada kulit: Stres dapat menghambat kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan pada kulit. Luka atau iritasi pada kulit bisa memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh saat tubuh tertekan.
3. Data menunjukkan bahwa 1 dari 3 perempuan mengalami masalah kulit saat stres: Penelitian menunjukkan bahwa banyak perempuan merasa kulit mereka lebih bermasalah ketika berada dalam kondisi stres tinggi, baik itu jerawat, eksim, atau peradangan lainnya.
Tips Perawatan untuk Atasi Efek Stres pada Kulit
Untuk mengatasi efek stres pada kulit, kamu memerlukan perawatan yang tepat. Berikut beberapa tips yang bisa mulai dilakukan sehari-hari:
1. Gunakan Skincare yang Fokus Memperkuat Skin Barrier
Pilih produk skincare yang dapat mengatasi efek stres pada kulit, memperbaiki dan memperkuat skin barrier, seperti:
- Ceramide: Bahan ini membantu mengembalikan fungsi lapisan pelindung kulit dengan memperbaiki kerusakan yang terjadi pada skin barrier.
- Niacinamide: Dikenal dengan kemampuannya untuk menenangkan peradangan, mengurangi kemerahan, dan memperbaiki tekstur kulit.
- Panthenol (Vitamin B5): Membantu melembapkan kulit dan mempercepat proses regenerasi sel kulit.
- Centella Asiatica: Membantu menenangkan kulit yang teriritasi, mempercepat penyembuhan luka, dan mengurangi kemerahan.
Selain itu, hindari penggunaan eksfolian atau bahan aktif yang keras pada kulit yang sedang stres. Fokuslah pada produk yang menenangkan dan memperbaiki skin barrier.
2. Terapkan Skin Minimalism
Kulit yang terlalu banyak dipenuhi dengan produk skincare justru akan semakin rentan terhadap iritasi. Cobalah untuk mengurangi penggunaan produk dan fokus pada tiga langkah dasar yaitu cleanser, moisturizer, dan sunscreen. Berikan ruang bagi kulit untuk bernapas dan memperbaiki diri secara alami.
3. Perhatikan Pola Tidur dan Makan
Selain merawat kulit dengan skincare, penting juga memperhatikan pola tidur dan makan sehari-hari. Berikut ini yang perlu jadi perhatian mulai sekarang:
- Tidur cukup: Tidur yang cukup sangat penting untuk regenerasi kulit. Pastikan kamu tidur setidaknya 7-8 jam per malam untuk mendukung proses pemulihan kulit.
- Perbanyak konsumsi makanan antioksidan: Makanan seperti buah beri, sayuran hijau, dan ikan berlemak kaya akan antioksidan yang membantu melawan radikal bebas dan mengurangi peradangan pada kulit.
- Minum cukup air: Hidrasi yang cukup akan menjaga kelembapan kulit dan mempercepat proses penyembuhan.
4. Kelola Stres dengan Aktivitas Positif
Manajemen stres adalah kunci untuk menjaga kesehatan kulit. Beberapa cara yang bisa kamu coba adalah:
- Meditasi atau yoga: Kedua aktivitas ini terbukti efektif dalam menurunkan kadar stres.
- Berjalan pagi di bawah sinar matahari juga bisa meningkatkan suasana hati dan merangsang produksi vitamin D.
- Journaling atau melakukan aktivitas yang menyenangkan dapat membantu mengurangi tekanan mental.
5. Konsultasi dengan Dermatologis
Jika kondisi kulit tidak membaik setelah mencoba perawatan di rumah, konsultasi dengan dokter kulit sangat disarankan. Mereka dapat memberikan diagnosis yang lebih tepat dan menyarankan perawatan yang lebih sesuai dengan kondisi kulitmu.
Beberapa tips di atas bisa jadi panduan untuk mengatasi efek stres pada kulit yang bisa mempengaruhi penampilan. Jangan lupa, kulit yang sehat membutuhka lebih dari sekadar skincare, tapi juga gaya hidp yang seimbang dan pengelolaan stres yang baik. Yuk, terapkan tipsnya sekarang juga, Sahabat Fimela!
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.