Tren Eco-Beauty sebagai Tanggung Jawab Merawat Kulit tanpa Sampah

3 days ago 22

Fimela.com, Jakarta Pernahkah kamu berpikir, ke mana perginya botol toner, jar moisturizer, atau tube sunscreen yang kamu buang setiap bulan? Mungkin kamu merasa sudah berbuat baik dengan memasukkannya ke tempat sampah, tapi sayangnya, sebagian besar kemasan kecantikan tidak bisa didaur ulang dengan mudah. 

Menurut laporan Zero Waste Week, industri kecantikan global menghasilkan lebih dari 120 miliar unit kemasan setiap tahun, dan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan atau laut. Di Indonesia sendiri, limbah plastik dari produk kecantikan menjadi salah satu penyumbang utama sampah rumah tangga yang sulit diurai.

Dari fakta ini, muncul satu gerakan penting di dunia kecantikan: eco-beauty. Tren ini bukan sekadar gaya hidup baru, tapi bentuk tanggung jawab kita terhadap bumi. Eco-beauty mengajarkan bahwa menjadi cantik tidak harus mengorbankan alam. Justru, kecantikan yang sesungguhnya adalah ketika kamu bisa merawat diri dengan bijak—selaras dengan alam, dan tanpa meninggalkan jejak sampah.

Merawat Diri juga Merawat Bumi

Konsep eco-beauty tidak hanya tentang bahan alami, tapi juga bagaimana produk dibuat, dikemas, dan dibuang. Mulai dari formulasi bebas bahan kimia berbahaya, kemasan yang bisa diisi ulang, hingga praktik produksi yang berkelanjutan. Ketika kamu memilih produk eco-beauty, kamu sedang ikut menjaga keseimbangan bumi, satu langkah kecil yang membawa dampak besar.

Untungnya, semakin banyak brand kecantikan yang sadar akan hal ini dan berkomitmen menciptakan produk yang lebih ramah lingkungan. Beberapa di antaranya bahkan menjadi pionir yang mengubah wajah industri kecantikan modern.

Garnier: Green Beauty yang Nyata

Garnier menjadi salah satu brand besar yang mengambil langkah serius dalam mewujudkan kecantikan hijau melalui kampanye “Green Beauty”. Program ini mencakup formula ramah lingkungan, pengemasan yang dapat didaur ulang, serta sumber bahan yang lebih bertanggung jawab. Di Indonesia, Garnier bekerja sama dengan aplikasi eRecycle untuk mengumpulkan limbah kemasan dari konsumen yang kemudian diolah kembali menjadi produk baru. Dengan cara ini, Garnier tidak hanya menjual kecantikan, tapi juga mengedukasi masyarakat untuk peduli pada bumi.

Love Beauty and Planet: Cinta yang Nyata untuk Alam

Sejak awal, Love Beauty and Planet memang menempatkan keberlanjutan sebagai DNA-nya. Salah satu inisiatif mereka adalah “Clean Oceans Edition”, di mana kemasan produknya dibuat dari plastik yang dikumpulkan dari area sekitar laut (ocean-bound plastic). Setiap botol yang kamu pegang punya cerita tentang upaya menyelamatkan laut dari sampah plastik. Tak hanya itu, semua produknya vegan, bebas uji coba hewan, dan menggunakan bahan alami dengan aroma yang menenangkan. Jadi, kamu bisa tampil wangi dan segar tanpa rasa bersalah pada lingkungan.

BASE: Dari Konsumen untuk Bumi

Brand lokal BASE juga ikut membawa semangat eco-beauty ke Indonesia. Mereka bekerja sama dengan Indonesia Biru Foundation dalam kegiatan penanaman mangrove sebagai bentuk kompensasi atas jejak karbon produksi. BASE juga mengedepankan penggunaan bahan alami dan kemasan yang ramah lingkungan. Dengan pendekatan yang lebih personal dan transparan, BASE ingin menunjukkan bahwa brand lokal juga bisa menjadi bagian dari solusi untuk bumi yang lebih hijau.

NPure: Alam Indonesia dalam Setiap Botol

Kalau kamu pencinta produk lokal berbahan alami, pasti sudah kenal dengan NPure. Brand ini punya filosofi “Pure Beauty in Natural Way” yang mendorong penggunaan bahan alami dari petani lokal. Produk NPure bebas paraben, alkohol, dan SLS, sehingga aman untuk kulit sekaligus ramah lingkungan. Selain itu, mereka menjalankan kampanye #PureGreenSafeNature yang melibatkan penanaman mangrove di Muara Gembong, Bekasi. Setiap pembelian produk NPure tak hanya untuk kecantikan kulitmu, tapi juga untuk kelestarian alam Indonesia.

The Body Shop: Pionir Eco-Beauty Sejati

Berbicara tentang eco-beauty, nama The Body Shop selalu muncul sebagai pelopor. Sejak dulu, brand ini sudah memperjuangkan konsep kecantikan beretika. Melalui program refill station, The Body Shop memungkinkan kamu mengisi ulang produk seperti shower gel, shampoo, dan lotion di toko tertentu. Ini berarti kamu bisa mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai secara signifikan.

Selain itu, program “Return, Recycle, Repeat” yang bekerja sama dengan TerraCycle memberi kesempatan pada pelanggan untuk mengembalikan kemasan kosong agar didaur ulang dengan benar. Bukan hanya itu, The Body Shop juga punya inisiatif Community Fair Trade (CFT) sejak 1987, bekerja sama dengan komunitas lokal di berbagai negara untuk mendapatkan bahan alami seperti shea butter, minyak kelapa, dan lidah buaya secara etis.

Lebih dari Sekadar Tren

Eco-beauty bukan sekadar tren sementara. Ini adalah bentuk kepedulian dan tanggung jawab kita terhadap masa depan bumi. Di balik setiap produk yang kamu pilih, ada dampak yang bisa kamu ciptakan—baik untuk kulit maupun lingkungan. Memilih produk eco-beauty berarti kamu memilih untuk tidak menambah tumpukan sampah, tidak mendukung praktik produksi yang merusak alam, dan ikut menanam benih kebaikan bagi bumi.

Kamu tidak perlu langsung beralih total dalam semalam. Cukup mulai dari langkah kecil: membawa tas belanja sendiri, mengisi ulang botol produk, memilih kemasan kaca atau isi ulang, hingga membeli dari brand yang punya komitmen hijau. Setiap pilihan yang kamu buat adalah bentuk cinta untuk bumi dan untuk dirimu sendiri.

Jadi, apakah kamu sudah cukup bertanggung jawab dalam menjaga bumi sebagai tempat tinggal kita?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Beauty |