Fimela.com, Jakarta Setiap orang tentu ingin memiliki kulit wajah yang sehat dan bersih. Berbagai cara pun dilakukan, mulai dari menggunakan produk perawatan kulit hingga rutin mencuci muka. Aktivitas mencuci muka sering dianggap sebagai langkah paling dasar dalam merawat kulit, terutama untuk menghilangkan kotoran, minyak, dan sisa makeup setelah seharian beraktivitas. Tak heran jika banyak orang beranggapan bahwa semakin sering mencuci muka, semakin baik pula kondisi kulit mereka.
Namun, pernahkah Sahabat Fimela merasa kulit justru terasa lebih kering, sensitif, atau bahkan lebih berminyak setelah terlalu sering mencuci muka? Hal ini mungkin menimbulkan pertanyaan, apakah mencuci muka sesering mungkin benar-benar bermanfaat, atau justru bisa membawa dampak buruk? Tanpa disadari, kebiasaan ini bisa memengaruhi keseimbangan alami kulit, yang sebenarnya memiliki mekanisme sendiri untuk menjaga kelembapan dan melindungi diri dari berbagai masalah.
Di balik sensasi segar yang didapatkan setelah mencuci muka, ada risiko tersembunyi yang mungkin tidak banyak disadari. Kulit yang kehilangan keseimbangan alaminya bisa mengalami berbagai permasalahan yang justru berlawanan dengan tujuan awal perawatan. Lalu, apa saja dampak buruk terlalu sering mencuci muka? Melansir onlymyhealth.com, yuk, simak penjelasannya lebih lanjut!
1. Menghilangkan Minyak Alami
Salah satu konsekuensi terbesar dari mencuci wajah terlalu sering adalah hilangnya minyak alami pada kulit. Kulit kita secara alami memproduksi minyak yang disebut sebum, yang berperan penting dalam menjaga kelembapan dan melindungi kulit dari faktor lingkungan eksternal. Menurut International Journal of Research Publication and Review, penggunaan pembersih wajah yang berlebihan dapat menghilangkan minyak alami kulit, yang melemahkan lapisan pelindung kelembapan. Hal ini dapat menyebabkan kulit kering, iritasi, dan bahkan meningkatkan produksi minyak sebagai respons alami kulit untuk mengimbangi kehilangan tersebut. Akibatnya, kulit bisa tampak lebih berminyak di beberapa area tetapi tetap kering di area lainnya, menyebabkan kondisi kulit yang tidak seimbang.
2. Kulit Kering dan Bersisik
"Masalah lain yang disebabkan oleh mencuci wajah terlalu sering adalah kekeringan. Ketika lapisan kelembapan kulit terganggu, kulit bisa menjadi sangat kering, kasar, dan bersisik," jelas Dr. Jain. Dalam kasus yang ekstrem, kulit bahkan bisa pecah-pecah, menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri. Selain itu, kulit yang terlalu kering lebih rentan mengalami iritasi dan peradangan, yang dapat memperburuk kondisi seperti eksim atau dermatitis. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan dengan tidak mencuci wajah terlalu sering dan menggunakan pelembap setelahnya untuk membantu mengunci kelembapan.
3. Mengganggu Lapisan Pelindung Kulit
Kulit memiliki lapisan pelindung alami yang berfungsi menjaga dari bakteri, polutan, dan alergen berbahaya. Lapisan ini terdiri dari kombinasi minyak alami dan protein yang membantu mengunci kelembapan serta menangkal zat berbahaya. Jika mencuci wajah terlalu sering, lapisan ini bisa melemah, membuat kulit lebih rentan terhadap kerusakan. Akibatnya, kulit menjadi lebih sensitif dan mudah mengalami kemerahan, iritasi, serta gatal-gatal. Tanpa perlindungan yang memadai, kulit juga bisa lebih mudah mengalami penuaan dini akibat paparan polusi dan sinar UV yang berlebihan.
4. Kelenjar Minyak yang Terlalu Aktif
"Ironisnya, mencuci wajah terlalu sering justru bisa menyebabkan kelenjar minyak bekerja terlalu aktif. Ketika minyak alami kulit hilang, tubuh akan berusaha keras untuk menggantinya," tambah Dr. Jain. Hal ini dapat menyebabkan produksi sebum berlebihan. Meskipun ini merupakan respons alami kulit terhadap dehidrasi, produksi minyak berlebih dapat menyumbat pori-pori, menyebabkan jerawat, komedo, dan masalah kulit lainnya. Jika Sahabat Fimela memiliki kulit berminyak atau rentan berjerawat, mencuci wajah terlalu sering bukanlah solusi. Sebaliknya, menggunakan produk pembersih yang lembut dan mengandung bahan aktif seperti niacinamide atau asam salisilat bisa membantu mengontrol produksi minyak tanpa menyebabkan iritasi berlebih.
5. Peningkatan Kemerahan dan Sensitivitas
Mencuci wajah berlebihan juga dapat membuat kulit menjadi lebih sensitif dan lebih reaktif terhadap faktor eksternal, seperti produk perawatan kulit, kondisi cuaca, atau bahkan gerakan wajah sederhana. Ketika lapisan pelindung kulit melemah, kulit menjadi lebih rentan mengalami kemerahan, iritasi, dan sensitivitas tinggi terhadap produk-produk tertentu. Ini menjadi lebih bermasalah jika Sahabat Fimela menggunakan produk dengan kandungan kuat seperti alkohol, pewangi, atau asam, yang dapat memperparah iritasi. Dalam beberapa kasus, kulit yang terlalu sensitif bisa mengalami reaksi alergi atau breakout yang sulit dikendalikan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan reaksi kulit terhadap produk yang digunakan dan tidak berlebihan dalam membersihkan wajah.
Tips Merawat Kulit dengan Benar
Lalu, bagaimana cara menjaga kebersihan wajah tanpa merusak kulit?
Menurut American Academy of Dermatology Association (AAD), Sahabat Fimela disarankan mencuci wajah sekali di pagi hari, sekali sebelum tidur, dan setelah berkeringat secara intens. Keringat yang terperangkap, terutama di bawah topi atau helm, dapat mengiritasi kulit, sehingga sebaiknya segera mencuci wajah setelah berkeringat untuk mencegah masalah kulit.
“Pilih pembersih wajah yang lembut dan tidak mengandung bahan kimia keras atau pewangi. Gunakan produk yang sesuai dengan jenis kulit, apakah itu kulit berminyak, kering, atau sensitif,” saran Dr. Jain. Selain itu, menggunakan air hangat saat mencuci wajah dapat membantu membersihkan kulit tanpa menyebabkan iritasi. Hindari menggosok wajah terlalu keras, dan gunakan handuk lembut untuk mengeringkan wajah dengan cara ditepuk-tepuk, bukan digosok.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.