Bukan Sekadar Glow Up, Skincare Viral Menurut Gen Z & Millennial dari Clean Beauty hingga Didukung Artificial Intelligence

3 months ago 90

Fimela.com, Jakarta Industri kecantikan kian berkembang. Kecanggihan teknologi dan perkembangan informasi pun turut memengaruhi inovasi produk-produk perawatan kulit di Indonesia. Seperti apa tren produk skincare yang akan viral dalam 3 hingga 5 tahun ke depan?

Menjawab hal tersebut, Populix, perusahaan riset berbasis teknologi asal Indonesia, mengungkap enam inovasi produk perawatan kulit (skincare) yang diperkirakan masih akan populer di masa depan menurut generasi milenial dan Z.

Tren-tren ini berpusat pada kebutuhan gaya hidup anak muda yang ingin serba praktis, persona yang lebih kritis, sadar akan lingkungan, serta perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI).

Indah Tanip, VP of Research Populix, menjelaskan, produk skincare kini tak hanya diharapkan mengikuti perkembangan teknologi dan klinis, namun juga dapat memenuhi aspek etis dan ekologis seperti gaya hidup vegan dan sustainable living.

“Penelitian terbaru Populix mengungkap enam tren skincare yang dirasa tetap akan dicari beberapa tahun ke depan, khususnya bagi para konsumen muda,” katanya.

Lalu apa saja tren skincare yang menjadi favorit? Yuk intip

Produk dengan Formula Vegan dan Cruelty-Free 

Tren pertama ialah produk perawatan kulit yang tidak mengandung bahan hewani dan tidak diuji pada hewan, sejak dari penyediaan bahan baku hingga menjadi produk akhir. Tren ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup vegan, yang menghindari semua produk hewani termasuk telur, susu, madu, bahkan bahan-bahan seperti gelatin. Selain itu, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan hewan juga turut andil dalam tren ini.

Kosmetik vegan mengkategorikan produk yang tidak mengandung bahan yang berasal dari hewan (seperti gelatin, kolesterol, atau kolagen) atau produk sampingan hewan (seperti madu, lilin lebah, atau susu). Banyak orang percaya bahwa vegan juga berarti bahwa produk tersebut adalah produk yang belum diuji pada hewan.

Istilah "vegan" tidak diatur oleh hukum dan lebih sering digunakan ketika produk tidak mengandung bahan yang berasal dari hewan. Namun, ini tidak berarti bahwa produk tersebut belum diuji pada hewan. Produk vegan tidak selalu bebas dari kekejaman.

Tentu saja, ada banyak perusahaan yang memproduksi kosmetik vegan yang juga bebas dari kekejaman. Sering kali, produk dan/atau seluruh merek memiliki sertifikasi yang menegaskan fakta bahwa mereka adalah vegan seperti segel persetujuan Masyarakat Vegan.

Produk dengan Cruelty-Free pengujian hewan dilarang di setiap fase proses produksi suatu produk. Dengan demikian, produk yang bebas dari kekejaman belum tentu merupakan produk vegan, yaitu produk yang tidak diuji pada hewan tetapi mengandung madu atau susu.

Rare Beauty brand kosmetik dari Selena Gomez resmi bersertifikat cruelty-free dan juga 100% vegan.

PETA’s Global Beauty Without Bunnies: Rare Beauty tercantum dalam database PETA sebagai brand yang tidak melakukan uji coba pada hewan. Leaping Bunny: Sejak April 2024, Rare Beauty telah memperoleh sertifikasi dari Leaping Bunny, yang memastikan tidak ada animal testing di semua tahap — termasuk bahan baku, produksi, serta tidak dijual di negara yang mewajibkan uji coba hewan.

Cruelty-Free Kitty / Ethical Elephant: Organisasi ini menyatakan Rare Beauty memenuhi standar cruelty-free dan vegan karena tidak menjual produknya di China dan tidak melakukan uji di manapun  .

Fenty Beauty milik memiliki Status Cruelty‑Free. Menurut FAQ resmi Fenty Beauty dan Fenty Skin, produknya tidak pernah melakukan uji coba pada hewan—baik untuk produk jadi maupun bahan bakunya. Juga tidak mengizinkan pihak ketiga atau pemasok untuk melakukan ini atas nama mereka.

Produk mereka tidak dijual di negara-negara yang mewajibkan uji coba hewan (sebelumnya termasuk China). Cruelty‑Free Kitty secara resmi memasukkan Fenty Beauty dan Fenty Skin sebagai merek cruelty‑free sejak Juli 2022. Logical Harmony juga menyetujui status ini dan mengeluarkannya dari daftar “grey area” pada awal Juli 2022  

Produk Mengandung Bahan Fermentasi dan Probiotik

Bahan fermentasi dan probiotik dikenal memiliki manfaat signifikan bagi kesehatan. Tak hanya menyehatkan dari dalam, produk ini pun juga memiliki manfaat bagi kulit. Beberapa di antaranya adalah memperkuat lapisan kulit dan mengurangi jerawat hingga peradangan. Uniknya tren ini cenderung lebih populer di kalangan laki-laki dan konsumen yang tinggal di Pulau Sumatera.

Makanan fermentasi — seperti yogurt, anggur, dan kimchi — ada di mana-mana, dan bahkan mungkin mengandung probiotik yang membantu kesehatan usus. Bahan-bahan yang difermentasi juga dapat memberikan keajaiban pada kulit, dan semakin banyak muncul dalam pelembap, toner, dan serum.

"Biasanya, berpikir tentang fermentasi ketika berbicara tentang anggur [atau] kimchi, tetapi fermentasi juga dapat diterapkan pada perawatan kulit," kata Shereene Idriss, MD, seorang dokter kulit bersertifikat yang berbasis di New York City melansir Allure.

Seperti kubis yang difermentasi dalam garam untuk membuat kimchi dan anggur yang difermentasi dalam ragi untuk membuat anggur, fermentasi di laboratorium memanfaatkan mikroorganisme, seperti bakteri, untuk memecah bahan-bahan perawatan kulit menjadi senyawa yang berbeda.

Bahan-bahan perawatan kulit yang difermentasi berasal dari alam, tetapi tidak semuanya adalah tanaman. Ahli kimia kosmetik Ginger King menyimpan jamur yang difermentasi di laboratoriumnya, dan mengatakan bahwa jamur tersebut memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan anti-bakteri. Dia juga menyimpan akar ginseng yang difermentasi dan ekstrak beras yang difermentasi, karena keduanya dapat membantu menghaluskan kerutan, katanya.

Berdasarkan beberapa penelitian , produk-produk ini mungkin bekerja lebih baik, menurut Marisa Garshick, MD, seorang dokter kulit bersertifikat yang berbasis di New York City mengatakan  perawatan kulit yang difermentasi meningkatkan potensi bahan-bahannya, Selain itu, fermentasi dapat bermanfaat bagi mikrobioma kulit karena fermentasi dapat menghasilkan probiotik atau postbiotik dalam bentuk peptida, asam, dan enzim, yang dapat membantu mendukung lapisan kulit dan sebagai hasilnya mengurangi potensi peradangan dan sensitivitas kulit.

Contoh produk seperti D.O Skin milik Donna Agnesia serta POND’S Age Miracle Ultimate Youth Serum yang memiliki brand ambassador Dian Sastrowardoyo dan Tzuyu Twice. Serta SKII Facial Treatment Essence pada wajah untuk menghidrasi dan menenangkan kulit. SK-II adalah merek mewah dengan Pietra, bahan bio alami yang berasal dari fermentasi ragi dan terdiri dari lebih dari 50 mikronutrien yang mengubah kulit. Selain anti-penuaan, produk ini juga membantu mengencangkan pori-pori. 

Skincare yang Didukung Artificial Intelligence

Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) memberi dampak dalam berbagai lini kehidupan, industri perawatan kulit pun tak ketinggalan. Mulai dari analisa kulit dan rambut personal hingga peracikan produk skincare sesuai kebutuhan, juga mencoba make up secara virtual.

Teknologi analisis perawatan kulit AI memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan untuk menganalisis berbagai aspek kulit, mulai dari tekstur dan pigmentasi hingga hidrasi dan ukuran pori-pori, dengan presisi yang luar biasa. Dengan menggunakan algoritme canggih dan pembelajaran mesin, analisis kulit AI dapat menawarkan rekomendasi yang dipersonalisasi dan rutinitas perawatan kulit yang disesuaikan dengan jenis dan masalah kulit unik setiap individu.

Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efektivitas produk perawatan kulit tetapi juga memberdayakan pengguna untuk membuat keputusan yang tepat tentang rejimen perawatan kulit. Dengan integrasi analisis kulit AI, individu kini dapat memulai perjalanan menuju kulit yang lebih sehat dan lebih bercahaya, dipandu oleh wawasan berbasis data dan janji solusi perawatan kulit yang lebih efektif.

Seperti yang dimiliki Brand di bawah L’Oréal seperti Lancôme, Maybelline, dan Garnier juga menerapkan teknologi AI. Loreal sendiri memiliki brand ambbasador Kendall  Jenner. 

Entitas Augmented Reality dan Kecerdasan Buatan yang baru saja diakuisisi L’Oréal, ModiFace, dan L'Oréal Research Innovation telah mengumumkan peluncuran diagnostik kulit digital untuk konsumen berdasarkan 15 tahun penelitian ilmiah tentang penuaan kulit oleh tim evaluasi R&I L’Oréal.

Teknologi baru ini didasarkan pada algoritma yang didukung Kecerdasan Buatan yang dikembangkan oleh ModiFace dan didukung oleh keahlian penuaan kulit dan basis data foto L’Oréal. Dengan menggunakan pembelajaran mendalam, algoritma tersebut telah dilatih pada 6000 gambar klinis dari evaluasi R&I L’Oréal dan studi pengetahuan yang dilakukan dengan Skin Aging Atlases, dan kemudian model baru telah dibuat pada lebih dari 4500 swafoto ponsel pintar untuk 3 kelompok wanita (Asia, Kaukasia, dan Afro-Amerika) dalam 4 kondisi pencahayaan yang berbeda.

Hasil yang dikembangkan dengan dokter kulit mencapai tingkat presisi penilaian kulit yang tinggi. Hasil yang akurat diperoleh dengan berbagai ekspresi wajah dan kondisi pengambilan foto (cahaya, posisi ponsel) yang mirip dengan yang digunakan oleh konsumen. Atlas Penuaan Kulit L’Oréal merupakan atlas pertama yang lengkap mengenai penuaan wajah, yang membahas tanda-tanda penuaan visual.

Studi Atlas Penuaan Kulit dilakukan di Prancis, Tiongkok, Jepang, India, dan Amerika Serikat terhadap total 4000 wanita dan pria berusia 20 hingga 80 tahun. Atlas Kulit memungkinkan untuk mengevaluasi atau memprediksi penuaan umum pada wajah dan saat ini digunakan untuk evaluasi klinis perawatan kosmetik atau dermatologis.

Hybrid Skincare

Kepraktisan kombinasi produk skincare dan makeup jadi solusi bagi generasi muda yang dituntut lebih sat-set, misalnya foundation dengan kandungan SPF untuk menghalau sinar UV, lipstik yang menjaga kelembaban bibir, blush on dengan kandungan niacinamide, hingga bronzer dengan manfaat berbagai minyak esensial.

Produk perawatan kulit hibrida merupakan tren yang menarik dalam industri kecantikan dan kesehatan. Produk ini memadukan perawatan kulit dan tata rias terbaik untuk meningkatkan kesehatan kulit sekaligus memberikan manfaat estetika. Produk ini populer di kalangan anak muda karena menggabungkan berbagai manfaat dalam satu produk. Produk ini menghemat waktu, menyederhanakan rutinitas, dan sering kali memberikan hasil akhir yang alami dan berseri. Selain itu, produk ini juga cocok untuk gaya hidup yang sibuk dan menghasilkan kulit yang sehat dan berseri tanpa perlu berlapis-lapis.

Baca Juga: Perawatan Kulit: Ramuan Herbal untuk Mengembalikan Cahaya Kulit Setelah Perayaan Hari Raya - Infografis

Apa Itu Produk Perawatan Kulit Hibrida?

Perawatan ini menggabungkan manfaat perawatan kulit dan tata rias dalam satu formula. Produk ini biasanya menawarkan fitur-fitur seperti hidrasi, perlindungan dari sinar matahari, dan sifat anti-penuaan sekaligus memberikan cakupan, pewarnaan, atau peningkatan penampilan kulit. Contohnya termasuk pelembap berwarna, krim BB, dan alas bedak dengan bahan perawatan kulit tambahan. Produk hibrida cenderung menawarkan hasil akhir yang lebih alami dan menyerupai kulit, yang sangat cocok bagi mereka yang ingin meningkatkan warna kulit tanpa riasan tebal.

Contoh produknya adalah Wardah Niacinamide Hybrid Makeup dengan brand ambassador Yasmin Napper. Hybrid skincare makeup dari Wardah menawarkan manfaat skincare Niacinamide dalam produk Wardah Lightening Makeup Series. Terdapat tiga produk makeup yang bisa kamu dapatkan, yaitu powder foundation, liquid foundation, dan fresh BB tint. Tiap produk mengandung Niacinamide ADV yang memberikan berbagai manfaat melindungi kulit dari polusi.

Pada dasarnya, Niacinamide merupakan zat aktif yang mampu melindungi kulit wajahmu dari radikal bebas dan polusi udara. Jadi, dengan menggunakan Wardah Lightening Makeup Series, kulit wajahmu pun bakal terlindungi dari kedua hal tersebut. Wardah Lightening Makeup Series juga mengandung SPF 40 PA++++ dan Blue Light Protection. Kandungan tersebut akan melindungi kulitmu dari efek buruk paparan ultraviolet (UV) sinar matahari.

Anessa memilih Nadine Chandrawinata menjadi brand ambassador. Produknya merupakan sunscreen hybrid — artinya menggabungkan filter UV kimia (chemical) dan fisik (physical/mineral) dalam satu produk.

Clean Beauty

Bahan-Bahan “hijau” ini dipilih karena dinilai lebih ramah lingkungan dan berdampak paling minim pada lingkungan, seperti menggunakan aloe vera, green tea, argan oil. Dan tidak boleh mengandung paraben, fragrance, dan Sodium Lauryl/Laureth Sulfate. Tren ini sangat digemari oleh kaum milenial khususnya wanita, sesuai dengan popularitas gaya hidup sustainable living beberapa tahun terakhir.

Menurut rilis resminya, Sensatia menekankan “3 Clean Beauty pillars”: bahan bersih (Clean Ingredients), lingkungan bersih (Clean Environment), dan usaha bisnis yang bersih (Clean Business)  . Mereka menggunakan bahan alami, tanpa bahan kimia sintetis, dan memprosesnya secara bertanggung buat kulit maupun alam.

Avoskin dengan brand ambbasador Refal Hady, mengusung prinsip green & clean beauty, yaitu menggunakan bahan alami, organik, dan ramah lingkungan—bebas paraben, SLS, silicones, merujuk pada standar clean + eco‑friendly sejak setidaknya tahun 2020  .

Bahan alami seperti aloe vera, tea tree, kiwi, damask rose, raspberry—diambil dari petani lokal Jawa/Bali atau mitra internasional yang dipetik manual untuk menjaga kualitas . Produk contohnya Natural Sublime Facial Cleanser diformulasi clean (tanpa alkohol, paraben, SLS, fragrance, silikon), sudah memiliki sertifikasi ECOCERT.

Kemasan dibuat dari plastik ramah lingkungan, termasuk bahan berbasis tebu dan opsi refill. Program “bring-back bottle” atau retur kemasan kosong bekerja sama dengan Waste4Change diluncurkan sejak awal 2021 (minimal 5 kemasan untuk dapat reward), mendukung zero-waste. Kampanye #LoveAvoskinLoveEarth mendorong konsumen untuk sadar lingkungan 

Makeup asal Korea barenbliss dengan brand ambassador Beby Tsabina, mengusung prinsip “B+N+B”: Bare Essentials, No Harm, Bliss Moments. Produk diformulasikan dari bahan alami, dibatasi pada bahan bersertifikat EWG, dan tanpa tambahan bahan hewani atau kasar, serta menjaga pH kulit dan kualitas tekstur/fragrance untuk meningkatkan pengalaman pengguna l.

Mereka tidak menguji produk pada hewan, bahkan di tahap pemasok, dan tidak menggunakan bahan turunan hewan seperti lemak, minyak, atau musk. Setiap produk diklaim “Cruelty Free” dan “Vegan Friendly”, termasuk lip serum Ceramoist yang jelas mencantumkan label tersebut  .

Barenbliss secara tegas melarang penggunaan >2000 bahan iritatif atau berbahaya, termasuk paraben, sulfat, mineral oil, talc, PFAS, formaldehyde, alkohol, dan banyak lagi

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Anisha Saktian Putri

    Author

    Anisha Saktian Putri
Read Entire Article
Beauty |