Fimela.com, Jakarta Di era saat ini teknologi berperan penting dalam membantu kehidupan sehari-hari. Kini teknologi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan, termasuk di dunia Industri kecantikan.
Di industri kecantikan, kini bukan sekedar skincare dengan kandungan biasa melainkan sudah melalui uji klinis berbasis ilmiah, lebih personal dengan memanfaatkan teknologi seperti AI hingga robotik.
Menurut Direktur Pengembangan Pelayanan Kesehatan Rujukan, Kementerian Kesehatan, dr Yanti Herman, MH Kes, menyampaikan Kementerian Kesehatan mendorong pemanfaatan inovasi genetik dan robotik salah satunya terhadap sektor kecantikan terutama perawatan kulit.
Inovasi itu dinilai juga sejalan dengan visi Indonesia 2045, di mana teknologi pengobatan akan berkembang ke arah personalized medicine atau dikenal dengan kedokteran presisi. Pendekatan ini adalah cara baru untuk mencegah dan mengobati penyakit dengan mempertimbangkan gen, lingkungan, dan pola hidup masing-masing individu.
“Menggabungkan antara pengetahuan ilmiah dengan perawatan kulit yang tentu saja akan jadi lebih presisi karena menggunakan dua teknolog," ujanya dalam acara Wardah Skinverse Clinic 2025 di Jakarta, Senin (21/7/2025).
Salah satu inovasi Perawatan non-invasive di rangkai dengan skincek dengan bantuan AI dan robotik. Inovasi AI digunakan untuk mendapatkan rekomendasi produk berdasarkan hasil pemeriksaan skincek dengan AI.
Pemeriksaan kondisi kulit hingga rekomendasi skincare dengan AI
Beberapa brand telah memiliki teknologi instant skincek dengan bantuan teknologi AI dan robotic tersedia untuk konsumennya seperti lancome memiliki E-Skin Expert, alat analisis kulit Online untuk mengetahui rutinitas perawatan kulit personal dan tips dari ahli dengan teknologi AI. Tinggal berswafoto untuk menunjukkan potensi kulit yang sesungguhnya.
Ada juga Analisis Kulit Virtual ELEMIS, dengan menjawab tiga pertanyaan singkat untuk membantu lebih memahami jenis dan masalah kulit. Setelah pemindaian wajah singkat, makan mencocokkan formula dan tekstur terbaik untuk kulitmu.
Di Indonesia sendiri, Wardah memiliki brand experience hasil teknologi AI-powered driven skin analysis. Misalnya saja, Skin ID Blue Print, analisis kulit berbasis AI melalui Wardah AI Skin Analyzer / Personalized Skin Analyzer (VTO), Wardah AI Deep Skin Profiler, menghasilkan Skin ID Blueprint sebagai panduan personal treatment yang mencakup skin type & age, current skin condition, future skin condition, skincare recommendation, hingga lifestyle tips, food recommendations, food to skip, and hydration reminder.
Pengunjung juga dapat lebih memahami berbagai bahan aktif yang terkini di On-Trend Ingredients Bar.
Personalized Non-Invasive Skin Clinic Treatment: area terbatas yang menghadirkan Consultation Pods with dermatologist from PERDOSKI yang dipadukan dengan teknologi AI Deep Skin Profiler, perawatan non-invasif di Treatment Pods, fasilitas Powder Room untuk touch-up setelah treatment, dan area penukaran produk dan manfaat tambahan sesuai dengan paket pembelian melalui Goers di Priority Redemption.
Menghadirkan berbagai teknologi berbasis AI, mulai dari Wardah AI Apothecary RoboSkin - robot yang membuat personalized serum dan dapat diakses dengan minimum pembelanjaan, Wardah Skin AURA (AI Ultimate Results Assessment), AI powered analyzer yang dapat memberikan rekomendasi produk skincare yang tepatx
Wardah AI Sunscreen Finder - teknologi yang dapat memberikan rekomendasi sunscreen berdasarkan kondisi kulit, serta berbagai edukasi seputar kulit di Skin Science Lab dan Skin Science Class.
Kandungan Skincare sama Seperti Perawatan di Klinik Kecantikan
ParagonCorp menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang melakukan Skin Genomic Research pada masyarakat Indonesia dengan skala besar. Penelitian ini telah dilakukan sejak tahun 2021 yang berkolaborasi dengan genomic expert dan sejumlah dermatologists untuk mengeksplorasi DNA, gen, dan variasi genetik yang terkait dengan karakteristik, fungsi, dan kondisi kulit.
Skin Genomic Research mengidentifikasi permasalahan kulit seperti pigmentary spots, corner lips wrinkle, neck sagging, under eye wrinkle, eye bag, forehead wrinkle, interocular wrinkle, dan nasolabial fold. Dengan temuan ini, Skin Genomic Research dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme genetik penuaan kulit dan keragaman genetik di berbagai etnis.
Skin Genomic Research juga membantu untuk dapat menentukan formulasi (bahan aktif, tekstur, format) yang paling sesuai dengan permasalahan kulit yang ingin dijawab. Produk yang diformulasikan, tidak hanya dapat mengatasi permasalahan kulit saat ini tetapi juga mengandung ingredients yang dapat mencegah permasalahan kulit di masa mendatang.
Terbaru, di Wardah Skinverse Clinic 2025, Wardah memperkenalkan ingredient breakthrough seperti Retinal-Liposome, Cysteamine, PDRN-Exosome, dan Recombinant Collagen.
dr. Riris Asti Respati Sp.DV., Dermatologist mengatakan, Wardah telah dapat menghadirkan breakthrough ingredients seperti Retinal-Liposome yang memiliki bioavailability yang superior dibandingkan retinol konvensional.
PDRN-Exosome dengan 100x molekul yang terpenetrasi lebih baik dan telah terbukti secara klinis dapat merangsang regenerasi sel dan memperbaiki tekstur kulit. Serta Recombinant Collagen yang diaplikasikan memberikan hasil yang lebih optimal karena struktur molekulnya yang identik dengan kolagen alami.
“Denga riset dan uji yang panjang, Wardah memiliki serum dengan kandungan yang sama seperti perawatan di klinik kecantikan. Misalnya saja, PDRN dapat memperbaiki teksture kulit dan lebih halus. Jika di klinik ada perawatan Salmon DNS ,” katanya.
PDRN juga ada pada produk Lift Regenerating Serum. Produk serum dari Wardah ini mengandung 1% Exosome Growth Factor - PDRN, sehingga bisa memberikan efek facelift dengan boost skin regeneration. Dengan pemakaian rutin selama 2 minggu, produk Lift Regenerating Serum ini diklaim Wardah dapat membantu mengurangi kerutan dan mengecilkan pori pada kulit.
Lebih jauh lagi, jika pemakaian rutis diteruskan selama 4 minggu, maka serum ini dapat membantu menghilangkan bintik hitam dan kemerahan, memperbaiki skin angle, serta meningkatkan kelembapan kulit.
Tasya Farasya juga telah mencoba serum dengan kandungan PDRN seharga Rp280 ribuan ini. Ia pun telah mencoba selama satu bulan, hasilnya teksturenya lebih bagus, wajah terasa lebih lembap dan nyaman.
“Aku approve dengan serum ini, mikir juga apa bedanya teknologi PDRN ini, sesuai ngga sama konsen kulit aku sekarang di usia 33 tahun, kaya kolagen udah mulai berkurang, wajah lebih kering. Tapi pas aku coba ternyata bikin tekstur wajah bagus,” katanya.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.