Fimela.com, Jakarta Dalam semangat memperingati Hari Kartini, Dermalogia Aesthetic Intelligence, klinik dermatologi dan estetika berbasis teknologi di Indonesia, berkolaborasi dengan Regenesis, mitra global dalam distribusi teknologi medis, menyelenggarakan acara bertajuk “Kartini Masa Kini Lintas Generasi": Merayakan Perempuan Inspiratif Bersama Dermalogia dan Regenesis”
Acara ini menjadi ruang temu bagi empat sosok perempuan inspiratif dari berbagai latar belakang—seni, sosial, medis, dan budaya—untuk berbagi perjalanan hidup, nilai-nilai yang mereka perjuangkan, serta bagaimana peran perempuan terus berkembang lintas generasi. Mereka adalah Syifa Hadju, aktris muda dr. Arini Widodo, SM, SpDVE, dokter spesialis kulit, akademisi, sekaligus inovator di bidang dermatologi; Franka Makarim, pendiri Tulola Jewelry dan penggerak pelestarian budaya lewat seni; serta Renita Sari Adrian, pakar komunikasi dan direktur program budaya yang telah lebih dari tiga dekade berkarya di dunia media dan brand.
Perawatan diri sebagai bagian dari identitas, kepercayaan diri, dan profesionalisme perempuan modern
Dalam diskusi hangat yang berlangsung di tengah nuansa reflektif Hari Kartini, para narasumber menyampaikan bahwa menjadi perempuan yang berdampak tidak terikat oleh usia, profesi, atau latar belakang. Esensi Kartini justru terlihat dari nilai yang dibawa, semangat yang dijaga, serta kontribusi nyata yang diberikan dalam ruang-ruang kehidupan masing-masing. Keempatnya mewakili spektrum usia yang luas—dari 20-an hingga 50-an—namun bersatu dalam satu hal: semangat untuk terus berkarya dan memberi makna.
Salah satu benang merah dalam perbincangan adalah pentingnya perawatan diri sebagai bagian dari identitas, kepercayaan diri, dan profesionalisme perempuan modern. Bukan semata soal penampilan, tetapi tentang kesiapan mental untuk hadir dan tampil maksimal di ruang publik. Di sinilah peran Dermalogia hadir, sebagai klinik yang tidak hanya menawarkan solusi kecantikan, tapi juga menjadi mitra perempuan aktif dalam menjaga kesehatan kulit melalui pendekatan yang hiperpersonal, perawatan yang disesuaikan dengan usia, aktivitas, profesi, dan gaya hidup.
Didukung oleh teknologi mutakhir seperti AI Skin Analyzer dan perangkat seperti Picoway Laser, Vbeam Perfecta, serta Cellec V, Dermalogia hadir dengan visi jangka panjang: perawatan kulit yang cerdas, terukur, dan relevan.
Hasil yang signifikan
Para pembicara juga membagikan pengalaman personal mereka dengan Dermalogia. Syifa Hadju menyebut Picoway Laser sebagai “penyelamat wajah” di tengah jadwal syuting padat, karena hasilnya yang signifikan tanpa downtime. Renita Sari menilai pendekatan Dermalogia sangat sesuai untuk publik figur: jujur, tidak oversell, dan fokus pada kebutuhan nyata. Sementara Franka Makarim menempatkan self-care sebagai bagian dari narasi budaya—bahwa merawat diri adalah bentuk mencintai diri dan menghargai karya yang diciptakan. dr. Arini Widodo, SM, SpDVE sendiri menekankan bahwa setiap pasien di Dermalogia diperlakukan secara personal. Baik remaja dengan kulit sensitif, dewasa aktif dengan kebutuhan anti-aging, hingga perempuan sibuk yang memiliki jadwal padat—semua protokol disesuaikan agar hasilnya tetap optimal.
Sebagai puncak acara, Dermalogia dan Regenesis memberikan penghargaan simbolis kepada keempat pembicara sebagai Kartini Masa Kini, sebuah apresiasi atas dedikasi mereka dalam membawa perubahan positif melalui profesi, pemikiran, dan konsistensi mereka dalam berkarya.
Acara ini menjadi pengingat bahwa semangat Kartini hidup dalam berbagai bentuk dan ekspresi. Dalam ruang klinik, layar kaca, panggung budaya, hingga ruang edukasi, perempuan Indonesia hari ini terus bergerak, tumbuh, dan menginspirasi. Dan di tengah peran itu, kepercayaan diri—baik dari dalam maupun luar—menjadi bekal penting untuk terus melangkah.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.