Fimela.com, Jakarta Banyak orang menganggap scrub wajah adalah kunci untuk mendapatkan kulit bersih dan halus. Nggak heran kalau produk ini jadi andalan di rak skincare, terutama buat kamu yang pengin cepat-cepat mengusir kusam. Tapi, masalah iritasi scrub wajah ternyata jadi salah satu problem yang dialami ketika mulai melakukan skincare routine yang satu ini. Apa penyebabnya sih?
Menurut Paula Begoun, pendiri Paula's Choice skincare yang dikutip dari situs Cosmopolitan menyatarakan bahwa kebanyakan produk facial scrub terlalu kasar dan memiliki sifat abrasif untuk kulit. Scrub yang berisi partikel kasar, keras, atau dalam bentuk yang tidak biasa dapat menyebabkan kerusakan pada kulit karena mengikis permukaannya ketika diaplikasikan. Hal ini secara bertahap bisa merusak skin barrier juga, lho.
Kulit yang seharusnya jadi lebih sehat justru jadi kemerahan, perih, bahkan bisa muncul jerawat kecil akibat iritasi scrub wajah. Lewat artikel ini, kamu bisa menggali lebih dalam apa saja faktor penyebabnya dan bagaimana melakukan eksfoliasi tanpa drama. Cek lebih jauh yuk, Sahabat Fimela!
Apa Itu Scrub Wajah dan Kenapa Bisa Menyebabkan Iritasi?
Dilansir dari situs kesehatan Healthline, scrub wajah adalah salah satu jenis eksfoliasi mekanik yang bekerja dengan mengangkat sel kulit mati menggunakan butiran halus. Kandungan fisik dalam scrub seperti biji aprikot, gula, atau microbeads membantu proses pengelupasan sel mati di permukaan kulit agar tampak lebih cerah dan lembut.
Masalahnya, tidak semua kulit cocok dengan metode eksfoliasi fisik. Scrub yang terlalu kasar atau digunakan terlalu sering bisa merusak lapisan pelindung kulit (skin barrier). Ini yang bikin kulit jadi merah, perih, dan gampang breakout. Apalagi jika kamu punya kulit sensitif, scrub bisa memicu reaksi berlebihan, seperti rasa terbakar atau munculnya bruntusan.
Selain itu, beberapa scrub di pasaran masih mengandung partikel kasar tak terurai yang bisa menyebabkan luka-luka kecil di kulit. Itulah sebabnya pemilihan produk dan cara pemakaian sangat krusial.
Ciri-Ciri Iritasi Akibat Scrub Wajah
Gimana cara tahu kalau wajahmu iritasi gara-gara scrub? Berikut beberapa tanda umum yang bisa kamu kenali:
- Kemerahan yang bertahan lama
Setelah scrub, wajah tampak memerah seperti terbakar sinar matahari dan tidak kembali ke warna normal dalam waktu singkat.
- Rasa perih atau panas
Kulit terasa seperti terbakar atau menyengat, terutama saat disentuh atau saat mengaplikasikan produk skincare lain.
- Kulit mengelupas dan kering
Tanda lain adalah permukaan kulit yang jadi kasar, pecah-pecah, bahkan terlihat seperti bersisik.
- Bruntusan atau jerawat kecil
Ini bisa jadi reaksi dari inflamasi akibat gesekan scrub yang terlalu kuat.
Jika kamu mengalami gejala-gejala ini setelah memakai scrub, besar kemungkinan kulitmu sedang mengalami iritasi.
Kesalahan Umum Saat Menggunakan Scrub
Mungkin masih banyak dari kamu yang menggunakan scrub tanpa benar-benar tahu cara yang tepat. Ini beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dan bisa memicu iritasi:
- Menggunakan scrub setiap hari
Eksfoliasi itu penting, tapi tidak harus dilakukan setiap hari. Kulit butuh waktu untuk regenerasi. Gunakan scrub maksimal 2 kali seminggu.
- Tekanan tangan terlalu keras
Menggosok terlalu kuat tidak akan membuat kulit lebih bersih. Justru bisa mengikis lapisan pelindung kulit dan memicu iritasi.
- Scrub di kulit kering
Mengaplikasikan scrub ke kulit yang belum dibasahi hanya akan memperbesar gesekan dan meningkatkan risiko luka mikro.
- Langsung pakai setelah exfoliant kimia
Kombinasi scrub dan bahan aktif seperti AHA/BHA dalam waktu berdekatan bisa membuat kulit ‘over-exfoliated’ dan sangat reaktif.
- Tidak melembapkan setelahnya
Eksfoliasi mengangkat lapisan sel mati, tapi juga bisa membuat kulit kehilangan kelembapan. Tanpa pelembap, kulit bisa kering dan rentan iritasi.
Cara Mencegah dan Mengatasi Iritasi Scrub Wajah
Masih sering mengalami iritasi scrub wajah? Jangan biarkan hal ini membuat proses perawatan wajah jadi terganggu. Begini trik yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi iritasi tersebut.
1. Pilih Scrub dengan Butiran Lembut dan Formula Ramah Kulit
Jenis butiran dalam scrub sangat menentukan bagaimana kulit akan merespons. Hindari scrub dengan partikel kasar seperti biji aprikot yang belum dihaluskan atau pecahan walnut, karena bisa menimbulkan luka mikro yang memperparah iritasi.
Sebagai gantinya, pilih produk yang menggunakan microbeads halus, enzim buah, atau bahan-bahan alami seperti oatmeal yang dikenal menenangkan kulit. Formula yang diperkaya bahan anti-inflamasi seperti chamomile, calendula, atau aloe vera juga bisa membantu mengurangi potensi kemerahan.
2. Lakukan Eksfoliasi Maksimal 1-2 Kali Seminggu
Banyak orang berpikir bahwa semakin sering eksfoliasi dilakukan, maka kulit akan semakin bersih. Padahal, eksfoliasi yang terlalu sering justru bisa membuat skin barrier rusak dan memicu iritasi scrub wajah. Idealnya, eksfoliasi cukup dilakukan 1-2 kali dalam seminggu, tergantung jenis kulit. Untuk kulit sensitif atau kering, bahkan sekali dalam seminggu saja sudah cukup.
Eksfoliasi bukan hanya soal ‘mengangkat sel kulit mati’, tapi juga tentang memberi waktu bagi kulit untuk memperbaiki diri secara alami. Bila terlalu sering dilakukan, lapisan pelindung kulit bisa menipis, membuat kulit mudah iritasi, berjerawat, bahkan menjadi lebih cepat menunjukkan tanda penuaan.
3. Gunakan Gerakan Melingkar yang Lembut dan Singkat
Teknik penggunaan scrub sangat berpengaruh terhadap hasilnya. Saat mengaplikasikan produk ini, gunakan ujung jari dengan gerakan melingkar secara lembut. Hindari tekanan berlebihan karena justru dapat menyebabkan peradangan pada kulit. Cukup lakukan selama 30 hingga 60 detik, lalu bilas dengan air hangat, bukan air panas.
Jika kamu memiliki area yang cenderung lebih sensitif seperti pipi atau sekitar hidung, kurangi intensitas gesekan di area tersebut untuk mencegah iritasi scrub wajah. Kamu bisa fokuskan scrub di area yang lebih tebal seperti dahi, dagu, dan hidung.
4. Lembapkan Kulit Setelah Scrub
Setelah eksfoliasi, kulit akan kehilangan sebagian dari minyak alami dan kelembapan pelindungnya. Inilah saatnya kamu membantu kulit memulihkan diri dengan memberikan hidrasi yang cukup.
Gunakan pelembap yang mengandung bahan seperti hyaluronic acid untuk mengunci air di kulit, ceramide untuk memperkuat skin barrier, atau panthenol yang punya sifat menenangkan.
Langkah ini penting untuk mencegah kulit jadi kering, pecah-pecah, atau iritasi lebih lanjut setelah scrub. Selain pelembap, kamu juga bisa mempertimbangkan menggunakan face mist atau toner hydrating setelah membilas scrub agar kulit terasa lebih segar dan siap menerima nutrisi dari skincare berikutnya.
5. Gunakan Sunscreen Setiap Hari, Terutama Setelah Eksfoliasi
Kulit yang baru dieksfoliasi akan menjadi lebih sensitif terhadap paparan sinar UV. Jika kamu tidak menggunakan sunscreen, risiko terbakar matahari dan hiperpigmentasi akan meningkat tajam. Oleh karena itu, penggunaan sunscreen dengan minimal SPF 30 adalah wajib, bahkan meskipun kamu hanya beraktivitas di dalam ruangan.
Sunscreen akan melindungi kulit yang masih dalam proses pemulihan dari dampak buruk sinar matahari, mempercepat regenerasi, dan mencegah iritasi bertambah parah. Pilih produk dengan tekstur ringan dan non-komedogenik agar nyaman digunakan dan tidak menambah beban bagi kulit yang baru saja dieksfoliasi.
6. Jika Sudah Terlanjur Iritasi, Fokuslah Pada Perawatan yang Menenangkan
Ketika kulit sudah menunjukkan tanda-tanda iritasi seperti kemerahan, perih, atau munculnya bruntusan, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menghentikan semua bentuk eksfoliasi dan penggunaan bahan aktif keras seperti retinol, AHA, BHA, atau vitamin C. Gantilah seluruh rangkaian skincare kamu dengan produk yang menenangkan dan diformulasikan untuk kulit sensitif.
Gunakan bahan-bahan seperti centella asiatica, calendula, panthenol, dan madecassoside yang terbukti secara klinis bisa menenangkan inflamasi dan membantu mempercepat proses penyembuhan kulit.
Dalam beberapa kasus, kamu juga bisa mengompres wajah dengan air dingin atau menggunakan sheet mask hydrating untuk memberikan efek menenangkan tambahan. Biarkan kulit ‘beristirahat’ minimal selama 5–7 hari sebelum kembali mencoba produk aktif.
Alternatif Eksfoliasi yang Lebih Aman untuk Kulit Sensitif
Iritasi scrub wajah juga bisa terjadi karena kulit yang terlalu sensitif sehingga jenis produk yang mengandung butiran tidak disarankan. Oleh karena itu, beberapa alternatif ini bisa dicoba sebagai produk pengganti.
1. Chemical Exfoliant Ringan (PHA, LHA)
PHA (Polyhydroxy Acid) dan LHA (Lipo Hydroxy Acid) adalah alternatif eksfoliasi kimia yang lebih lembut dibandingkan AHA atau BHA. PHA memiliki molekul yang lebih besar sehingga penyerapannya ke dalam kulit lebih lambat, membuatnya minim risiko iritasi.
Sementara itu LHA adalah turunan dari salicylic acid yang punya daya eksfoliasi lebih selektif. Bahan ini menargetkan sel kulit mati dan minyak berlebih tanpa menimbulkan iritasi parah. Beberapa studi dermatologi menyebutkan bahwa LHA memiliki efek anti-inflamasi dan antibakteri, menjadikannya pilihan yang baik bagi kulit sensitif atau yang rentan jerawat.
2. Enzyme Exfoliant dari Buah-Buahan
Enzyme exfoliant bekerja dengan cara yang sangat lembut: mereka melarutkan ikatan antar sel kulit mati sehingga bisa terangkat tanpa perlu digosok. Bahan aktif utamanya biasanya berasal dari enzim buah seperti papain (enzim dari pepaya) dan bromelain (enzim dari nanas). Karena tidak melibatkan gesekan fisik, jenis eksfoliasi ini sangat cocok untuk pemilik kulit sensitif, rosacea, atau yang baru mulai belajar eksfoliasi.
Selain lembut, enzyme exfoliant juga kerap hadir dalam bentuk masker atau peeling gel yang bisa digunakan seminggu sekali. Meski efeknya tidak secepat eksfoliator kimia atau fisik, penggunaannya yang rutin bisa memberikan hasil cerah merata tanpa risiko iritasi. Bonusnya, kandungan buah-buahan ini biasanya juga dilengkapi dengan antioksidan yang bagus untuk melawan radikal bebas.
3. Masker Eksfoliasi Alami yang Lembut
Masker eksfoliasi alami bisa menjadi pilihan yang aman dan menyenangkan untuk merawat kulit tanpa menyebabkan iritasi. Contohnya masker berbasis clay ringan seperti kaolin atau bentonite, yang membantu menyerap minyak dan membersihkan pori-pori tanpa mengikis kelembapan alami kulit. Masker dari yogurt, madu, atau oatmeal juga banyak digunakan karena mengandung enzim dan asam laktat alami yang membantu pengelupasan sel mati secara halus.
Kelebihan masker eksfoliasi alami ini adalah kamu bisa menyesuaikan frekuensinya dengan kebutuhan kulit, bahkan membuatnya sendiri di rumah dengan bahan dapur. Namun, tetap perhatikan reaksi kulitmu, ya. Meskipun alami, beberapa bahan seperti lemon atau baking soda yang sering muncul dalam DIY skincare bisa justru membuat kulit iritasi jika tidak diformulasikan dengan tepat. Jadi selalu lakukan patch test, dan konsultasikan dengan dermatolog jika ragu.
Iritasi scrub wajah sebenarnya bisa dicegah selama memahami aturan pengaplikasian produk dengan tepat. Selain itu, perhatikan juga jenis kulit karena nggak semua kulit cocok menggunakan scrub wajah. Yuk, saatnya lebih perhatikan kesehatan kulitmu, Sahabat Fimela!
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.