Bleph Bun, Jalan Pintas Dapatkan Efek Facelift tanpa Operasi Favorit Hailey Bieber hingga Ariana Grande

Fimela.com, Jakarta Tahun 2025 menjadi saksi bagaimana dunia kecantikan bergerak semakin cepat menuju estetika yang serba instan, clean, dan camera-ready. Tren makeup minimalis, snatched look, hingga hair styling rapi dan sleek mendominasi sana-sini. Namun dari semua trend, ada satu yang menonjol drastis: bleph bun, sanggul super ketat yang viral karena disebut mampu memberi efek mini facelift tanpa perlu bantuan jarum atau pisau bedah.

Nama “bleph bun” diambil dari kata blepharoplasty, operasi kelopak mata untuk memberi tampilan lebih segar dan terangkat. Sementara versi rambutnya? Jauh lebih sederhana, jauh lebih cepat, namun hasil visualnya sangat nyata. Efek tarikan rambut yang kuat mampu membuat pelipis terangkat, mata tampak naik, tulang pipi lebih tegas, hingga wajah terlihat lebih simetris.

Tidak heran para selebritas dunia seperti Hailey Bieber, Kendall Jenner, Selena Gomez, hingga Anne Hathaway menjadikan gaya ini sebagai senjata utama mereka di red carpet. Dan seperti biasa, saat selebritas melakukannya, TikTok pun menyusul, menciptakan gelombang viral baru yang kemudian menyeret dunia kecantikan ke dalam tren bleph bun.

Di era ketika masyarakat semakin menginginkan hasil cepat namun tetap terlihat natural, bleph bun hadir sebagai solusi “gratis”, cukup pakai ikat rambut, dan wajah langsung terlihat lebih terangkat. Banyak beauty creators bahkan menyebutnya sebagai “free eyelift”.

Selain itu, gaya rambut ini cocok dengan estetika 2025. Tren clean girl dan elevated simplicity membuat tampilan rambut yang sleek, bersih, dan ketat terasa sangat relevan. Bleph bun memberikan kesan rapi dan “no-makeup makeup energy”, meski sebenarnya ilusi lifting-nya bekerja sangat kuat.

Di samping itu, dukungan selebriti juga mendorong populernya gara rambut ini. Hailey Bieber mempopulerkannya lewat street style harian. Kendall Jenner memakainya di berbagai fashion event. Selena Gomez melakukannya di pemotretan. Ketika tiga ikon global sudah memakainya, dunia pun ikut.

Meski mendadak hadir sebagai “tren Hollywood”, gaya sanggul ketat ini sebenarnya sudah lama hidup di banyak komunitas, terutama Latina, Black, dan Brown communities. Gaya sleek bun telah menjadi bagian dari identitas, budaya, dan protective hairstyle mereka jauh sebelum industri beauty menyebutnya bleph bun.

Viralnya tren ini kemudian memicu diskusi: mengapa sebuah gaya baru dianggap “trendy” saat dipakai supermodel kulit putih, padahal sudah lama menjadi bagian dari komunitas lain?

Dalam konteks ini, bleph bun mengajak kita melihat lebih jauh bagaimana industri kecantikan sering mengambil inspirasi budaya, lalu membentuk narasi baru yang lebih “mainstream”.

Secara medis, kulit kepala dan wajah terhubung melalui jaringan fibrosa dan otot-otot kecil. Ketika rambut ditarik ke belakang dengan sangat ketat. Di mana area pelipis ikut tertarik, struktur fascia temporal terdorong, otot sekitar mata berubah posisi, sehingga menciptakan sudut mata yang lebih tajam, sekaligus memberi ilusi snatched pada seluruh wajah.

Hasilnya: mata terangkat, tulang pipi tampak lebih tinggi, dan garis rahang terlihat lebih tegas, seolah wajah baru tercipta dalam sekali ikat.

Seperti banyak tren kecantikan, bleph bun punya sisi glamor sekaligus sisi gelap yang sebaiknya tidak diabaikan. Dermatolog memperingatkan bahwa tarikan berulang pada folikel rambut dapat menyebabkan traction alopecia, yaitu kerontokan rambut akibat tekanan. Area yang paling terdampak adalah garis rambut, pelipis, baby hair.

Jika dibiarkan terlalu lama, kerontokan bisa permanen. Tekanan kuat pada akar rambut dapat memicu ketegangan pada leher dan kepala, bahkan sakit kepala tegang yang mengganggu.

Penggunaan gel, wax, atau hairspray berlebihan demi hasil sleek dapat menyumbat pori kulit kepala, memicu ketombe atau iritasi.

Bleph bun lebih dari sekadar gaya rambut. Ia adalah bagian dari fenomena estetika 2025 yang mendorong: wajah yang terlihat lifted namun “natural”, tampilan clean yang effortless,

hasil instan tanpa perawatan medis, standar kecantikan yang semakin tegas dan simetris, dan pencarian jalan pintas visual dalam budaya yang serba cepat.

Dengan kata lain, bleph bun adalah refleksi dari keinginan kita untuk selalu tampil siap kamera, tanpa harus selalu mengunjungi klinik estetika.

1. Jangan lakukan setiap hari.
2. Rambut butuh waktu untuk “bernapas”.
3. Gunakan ikat rambut yang lembut dan tidak melukai folikel.
4. Hindari tarikan ekstrem, jika sakit, berarti terlalu kencang.
5. Gunakan gel yang ringan dan mudah dibersihkan.
6. epaskan setelah acara selesai, jangan dibiarkan seharian penuh.
7. Sebagus apa pun hasilnya, tidak ada gaya rambut yang layak mengorbankan kesehatan kulit kepala.

Bleph bun memang memenuhi semua unsur tren kecantikan 2025: praktis, sleek, tegas, dan photo-ready. Ia menjawab kebutuhan zaman yang menginginkan tampilan lifted tanpa proses invasif. Namun tren ini juga mengingatkan bahwa kecantikan tidak pernah sekadar visual, ada konteks budaya, risiko kesehatan, dan dinamika estetika di dalamnya.

Pada akhirnya, bleph bun adalah tren yang menarik untuk diikuti, asal tetap memperhatikan batas aman dan kesehatan rambut. Karena estetika seharusnya bukan hanya tentang tampilan, tetapi juga tentang perawatan diri yang seimbang.