Ketiak Kasar Seperti Kulit Ayam? Jangan Panik, Ini Solusinya

Fimela.com, Jakarta Kulit ketiak yang terasa kasar, berbintik, dan tampak seperti “kulit ayam” sering kali disalahartikan sebagai akibat dari mencukur terlalu sering atau tidak menjaga kebersihan. Padahal, kondisi ini bisa jadi merupakan keratosis pilaris, kelainan kulit yang sangat umum dan tidak berbahaya. Meskipun tidak menular dan tidak menimbulkan rasa sakit, tampilannya bisa cukup mengganggu, apalagi jika kamu terbiasa memakai sleeveless top.

Keratosis pilaris muncul karena penumpukan keratin protein alami pada kulit yang menyumbat pori atau folikel rambut. Area seperti ketiak, lengan atas, atau paha menjadi tempat yang cukup sering terdampak. Meski tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, kondisi ini bisa dikontrol dengan rutinitas perawatan kulit yang tepat, seperti penggunaan pelembap dengan kandungan eksfoliasi ringan (seperti AHA atau lactic acid), serta menjaga kelembapan kulit setiap habis mandi.

Yang tak kalah penting adalah menghindari eksfoliasi berlebihan atau mencukur terlalu agresif, karena justru bisa memperparah iritasi. Dengan pemahaman yang benar dan perawatan yang konsisten, kulit ayam di ketiak bukan lagi masalah besar. Berikut gejala dan perawatannya bersumber dari laman mayoclinic.org

Meski sering muncul sejak masa kanak-kanak, keratosis pilaris bisa dialami siapa saja di berbagai usia. Kondisi ini ditandai dengan bintik-bintik kecil yang tidak sakit dan tidak gatal, biasanya muncul di lengan atas, paha, pipi, atau bokong. Namun, area seperti ketiak juga bisa terkena terutama bila kulit cenderung kering atau sering mengalami gesekan. Teksturnya menyerupai kulit ayam atau permukaan amplas, membuat kulit terasa kasar saat disentuh.

Salah satu pemicu utama munculnya keratosis pilaris adalah kulit yang kering. Ini sebabnya kondisi dapat memburuk saat udara menjadi dingin, kering, atau ketika kelembapan lingkungan menurun drastis, misalnya saat musim hujan atau terlalu lama di ruangan ber-AC. Area lipatan seperti ketiak yang jarang diberi pelembap bisa lebih rentan, apalagi jika ditambah faktor gesekan dari pakaian atau mencukur yang terlalu sering.

Sayangnya, banyak orang menganggap bintik-bintik di ketiak atau lengan sebagai jerawat, iritasi, atau bahkan dianggap kurang bersih. Padahal, keratosis pilaris bukan akibat kebersihan yang buruk dan tidak menular. Mengenali gejalanya sejak awal membantu kamu memilih penanganan yang tepat, tanpa perlu panik atau overthinking.

Meski tidak bisa menyembuhkan keratosis pilaris secara permanen, perawatan harian di rumah bisa membantu memperbaiki tampilan kulit yang kasar dan berbintik. Saat mencoba produk baru, sebaiknya tes terlebih dahulu di area kecil seperti lengan untuk memastikan tidak ada reaksi negatif. Jika aman dan terasa cocok, kamu bisa lanjutkan pemakaian secara rutin pada area yang bermasalah.

Mulailah dari kebiasaan mandi. Gunakan air hangat, bukan panas, dan batasi waktu mandi sekitar 10 menit atau kurang. Hindari sabun yang terlalu keras karena bisa membuat kulit makin kering. Saat membersihkan kulit, gunakan handuk kecil dan hindari menggosok terlalu keras karena justru bisa memperparah iritasi. Setelah mandi, jangan langsung mengeringkan kulit sepenuhnya. Tepuk-tepuk ringan dengan handuk agar kelembapan alami tetap tertahan di kulit.

Langkah penting lainnya adalah menggunakan krim eksfoliasi ringan seperti yang mengandung urea, asam laktat, atau salicylic acid untuk membantu mengangkat sel kulit mati. Setelah itu, lanjutkan dengan pelembap yang lebih tebal, gunakan pelembap beberapa kali sehari untuk hasil yang lebih optimal. Agar kondisi kulit tidak memburuk, hindari juga pakaian yang terlalu ketat yang bisa menyebabkan gesekan, serta pertimbangkan untuk menggunakan humidifier di rumah jika udara terlalu kering.

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa